Selasa, 19 Maret 2013

Terimakasih Rindu

 “Wisma lebih hidup waktu kepemimpinan kakak… Rindu kakak… “

Pesan itu kuterima di tengah menumpuknya tugas2 kantor. Tiba-tiba saja. Dikirim orang yang tak disangka-sangka.

Rasa ingin menangis. Dan menarik si pemberi pesan, kemudian memeluknya. Dan membisikkan..

“Kakak tak seindah itu, Dinda..”

Bergetar kemudian kutemui huruf-huruf untuk lalu meluahkan. Meluahkan.. Ya Rabb Aku rindu
Allah… Aku merindu kuat-kuat yang dulu itu. Kerajinan menemuiMU di sepertiga malam. Hafalan-hafalan surat cintaMU yang begitu menenangkan. Kelarutan dalam membaca bait-bait sejarah lelaki penggenggam hujan itu, beserta para sahabat-sahabatnya yang begitu memukau.

Kemudian kesendirian dalam perenungan-perenungan, bukan memikirkan diri sendiri. Tapi berpikir tentang mencintai orang lain… mencintainya dan menginginkannya untuk bergenggam tangan menuju janji-NYA
Ah, aku rindu. Sungguh, kesibukan telah membuatku tenggelam. Padahal banyak makna yang Engkau sengaja hadirkan untukku kembali. Rabb… aku ingin hangat itu. Kumohon..

Dinda… terimakasih pesannya T_T

Selasa, 27 November 2012

Hutang Budi Indonesia pada Palestina

Bangsa kita punya Hutang budi baik pada Palestina, negeri yang juga telah berjasa menghantarkan bangsa kita menjadi negara yang merdeka dan berdaulat. Setelah memproklamasikan diri sebagai negara merdeka dan berdaulat pada tanggal 17 agustus 1945, tidak serta merta negeri ini mendapat legitimasi dari dunia internasional.

Para pendiri negara kita pun melakukan roadshow ke negara-negara lain untuk menyampaikan kabar bahwa sebuah negara bernama Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya. Dukungan untuk kemerdekaan Indonesia pun berdatangan dan tahukah kita kalau itu di mulai dari Palestina?

Ya, kita dapat membacanya di buku “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri” yang di tulis oleh Ketua  PPKI, M.Zein Hassan Lc.. Buku yang kata sambutannya ditulis oleh Moh. Hatta (Proklamator dan Wakil Presiden Pertama RI), M. Natsir (Mantan Perdana Mentri). Ternyata, PPKI pun adalah organisasi yang didirikan oleh pemuda-pemuda indonesia di timur tengah.

M. Zein Hassan sebagai pelaku sejarah, dalam bukunya pada hal.40 menjelaskan tentang peran serta,opini dan dukungan nyata Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia, di saat negara-negara lain belum berani untuk memutuskan sikap.

Dukungan Palestina ini disampaikan secara terbuka, langsung oleh Mufti besar Palestina, Syeikh Muhammad Amin Al-Husaini. Pada september 1944, radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ‘ucapan selamat’ Mufti besar Palestina Amin Al-Husaini (beliau melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua-pen) kepada alam Islami, bertepatan dengan pengakuan Jepang atas kemerdekaan Indonesia.

Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut disebarluaskan, bahkan harian “al-ahram’ yang terkenal telitinya juga turut memberitakan. Mufti Palestina menyambut kedatangan delegasi PPKI dan memberi dukungan penuh. Bahkan sebenarnya dukungan tersebut sudah dilakukan sejak setahun sebelum Soekarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI.

Malah ada seorang Palestina yang sangat bersimpati terhadap perjuangan Indonesia, namanya Muhammad Ali Taher. Dia adalah saudagar kaya Palestina yang spontan menyerahkan seluruh uangnya di bank Arabia tanpa meminta tanda bukti dan berkata: ”Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia…”

Dukungan terus mengalir setelah itu, di jalan-jalan di negeri-negeri Timur Tengah terjadi demonstrasi-demonstrasi sebagai pernyataan dukungan atas kemerdekaan Indonesia. Kini, kita lihat bahwa apa yang dialami rakyat Palestina adalah penjajahan oleh zionis Israel.

Penyerangan, penindasan dan tindakan keji dilakukan oleh zionis Israel mengakibatkan negeri Palestina menjadi negara dengan jumlah penduduk cacat terbesar di dunia dan Gaza menjadi penjara terbesar dunia seluas 320 km persegi yang di kelilingi tembok setinggi 8 meter.

Membebaskan Palestina dari penjajahan zionis Israel justru berarti menjalankan amanah undang-undang dasar 45 sebagai mana tercantum dalam alinea pertama mukaddimah.
Perjuangan membebaskan Palestina sudah selayaknya kita lakukan. Tak hanya karena hutang budi dan demi menjalankan amanah uud 45, tapi juga karena rasa kemanusiaan universal. Palestina dengan masjidil Aqsha-nya merupakan tempat suci umat islam yang termaktub dalam alquran yang harus dipelihara dan dan di pertahankan keberadaannya.

“Seandainya kami gugur, kami titip Palestina kepada antum,” pesan seorang pejuang Palestina pada orang Indonesia. (*)

Palestina Milik Kita

Bulan Muharam, tahun baru kita berguncang dengan serangan terhadap bumi suci Palestina. Masyarakat dunia heboh, beberapa waktu lalu ribuan masyarakat Padang juga melakukan longmarch dan aksi penggalangan dana untuk Palestina.

Kesengsaraan berbalur kebahagiaan bagi pejuang Palestina akan senantiasa membuncah hingga negeri tersebut bebas dari segala penjajahan dan penyerangan. Beritanya akan timbul tenggela. Pasca gencatan senjata dengan Israel, seiring dengan berjalannya waktu, media pun tak lagi marak memberitakan bom-bom yang mengguncang Palestina. Yang meluluhlantahkan sekian lagi bangunan, yang merenggut sekian lagi manusia. Ibu kehilangan anak dan begitu juga sebaliknya, dan begitu pula seterusnya.

Dan kita pun lupa, yang bisanya selalu menyelipkan doa untuk mereka sudah tidak lagi. Yang menyisihkan dana khusus untuk membantu mereka pun sudah hilang. Padahal, tahukah? Bahwa yang rakyat Palestina perjuangkan sekarang adalah tanah suci kita, umat Islam.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk mematrikan di dalam diri bahwa kemerdekaan Palestina adalah cita-cita kita bersama, umat Islam. Banyak di antara kita yang masih belum mengerti atau malah enggan untuk terlalu ribet memahami mengapa kita mesti turut berjuang untuk Palestina.

Beberapa waktu lalu kita semangat untuk menggalang dana namun karena beritanya tak lagi marak, ditambah lagi malas mengunjungi situs-situs yang memuat info terbaru Palestina, kita melupakannya. Yang dulu sudah berkomitmen untuk memboikot produk-produk yang membantu Israel/memberikan dana pembantaian saudara-saudara kita di Palestina kembali pudar. Biasa saja lagi memakai produk-produk. Dengan alasan tidak cocok dengan produk lain.

Pernah seorang teman bertahan untuk tidak menggunakan salah satu pembersih muka bermerk tuut (sensor). Walhasil, wajahnya jerawatan. Dia tak gentar, cukup lama dia mengalami ‘kesengsaraan’ pada wajahnya. Pernah sekali dia coba memakai produk itu kembali, hasilnya memang jerawatnya berkurang. Namun dia berpikir, mengingat-ngingat kembali dan membaca literatur tentang sumbangan besar produk-produk bermerk tersebut untuk persenjataan orang-orang Zionis. Dan kemudian dia menjafi orang yang bertahan… Memboikot segala macam produk yang dananya menyumbang untuk gerakan Zionis.

Beberapa tips supaya Palestina selalu hidup di dadamu…
  1. (Bagi yang masih bingung_pen) pahami alasan mengapa mesti peduli dengan Palestina
  2. Adakan pencarian kabar terbaru tentang Palestina, seminggu atau minimal sebulan sekali, atau ikutlah di grup-grup Dumay terkait Palestine up to date.
  3. Tontonlah video-video Palestina
  4. Selalu sisihkan sedikit uang saku kita untuk saudara-saudara kita di Palestina, bila perlu sediakan tabungan khusus bertuliskan kata-kata yang menyentuh seperti “Save Palestina”.
  5. Boikot produk-produk yang memberikan sumbangan terhadap misi-misi zionis
  6. Cari info tentang produk-produk tersebut di Internet
  7. Berkomitmenlah untuk tidak menggunakannya, selama-lamanya…
  8. Selipkan doa di setiap harinya untuk kemerdekaan Palestina.